Review Buku What's So Wrong About Your Self Healing

What's So Wrong About Your Self Healing by Ardhi Mohamad


Ini first time gue baca buku karya Ardhi Mohamad. Hal yang cukup gue nanti-nantikan karena masuk to be read list. Btw, gue bacanya lewat pinjam di perpus Jakarta. Jadi nggak ada alasan lagi ya, buat beli buku bajakan. Ada yang asli, gratis lagi.

Kita masuk ke review...

Lewat desain cover depannya penulis ngejawab soal apa sih, isi bukunya. Yak, seputar permasalahan non fisik kita. Mulai dari orang tua, semangat buat jalanin hidup, kesepian karena ngerasa nggak punya teman—baca: nggak punya siapa-siapa, ngerasa diri kurang & nggak cukup baik, selalu butuh (validasi) orang lain, cemas di banyak kesempatan, hingga depresi.

Buku yang dicetak pertama kali tahun 2021 ini berisi 10 bab, yang tiap babnya terasa relate dan dekat sama kebanyakan kita. Kaum muda usia remaja hingga dewasa. That's my opinion. Karena pas baca, gue kayak gitu. Walaupun nggak semua hal yang dibahas gue pernah lewati atau rasain. Tapi tema-tema per babnya itu real ada beneran di sekitar kita yang seringnya nggak nampak di permukaan.

Satu hal yang bisa coba disyukuri adalah alhamdulillah kita hidup di era masalah psikis, tema kesehatan mental mulai mendapat perhatian dan panggung di masyarakat. Kita jadi nggak terlihat aneh atau awkward berlebih waktu ngebahasnya.

Favorite Parts

Next, izinin gue untuk share bagian-bagian atau hal-hal favorit gue dari buku ini :)

Bab 1: Feels Like I Have a Worst Parents
I can say it gue banget wkwkwk.. Di bab ini kita dikenalin sama beberapa macam cara ortu nge-treat anak-anaknya. Gue ngerasa terwakili-lah luahan hati gue tentang kekecewaan terhadap ortu. Tapi di sisi lain bab ini mewakili juga perasaan gue yang kayak, "orang tua kita juga manusia, mereka sama kayak kita. Belajar hal baru juga." Nggak mungkin kan, ada trialnya. Langsung praktik.

Mereka pun produk dari asuhan org tuanya di masa lalu yang mereka juga nggak bisa milih siapa yang jadi org tua mereka. Jadi, yuk fokus ke diri sendiri untuk bertumbuh dan memaafkan mereka dengan segala kondisi mereka. Karena kalo dipikir-pikir ya, di usia kita sekarang, kondisi kita sekarang, bisa aja untuk 'balas dendam' perlakuan buruk mereka ke kita.

Tapi apa setelah itu akan lebih baik? Hati kita punya alarm yang menjaga kita dari perbuatan-perbuatan yang akan kita sesali nantinya. Mungkin akan ada rasa puas, tapi apa bawa kebahagiaan? Jawabannya pasti, enggak! Juga ini sih, salah satu yang nampol banget, "emang sehebat atau seberjasa apa sih kita dalam kehidupan orang tua kita?" Nah, lho!

Maklumi, maafin, dan treat them kayak yang Allah suruh. Mungkin sulit untuk sayang dengan tulus ke mereka kalo inget-inget bad things that happened in the past, especially buat yang ngerasa bingung dengan perasaan-perasaan kayak sulit untuk sayang karena takut disakiti, takut nggak berbalas. But you can choose to do it karena Allah. Allah yang suruh, Allah yang akan balas. Dan Allah yang selalu ada buat kita.

Lanjut, bab ke-enam: Feels Like I Worry All The Time
GUE BANGET JUGA. Dan gue pengin banget buat praktekin dengan konsisten tips yang ada di bab ini. Kayak, "it works, man!" Gue cuma bisa berkomentar: "valid, ihh bener banget," sepanjang bab wkwk. Ini tentang rasa khawatir. Khawatir itu penting buat kita sebagai manusia untuk menyelamatkan diri dari hal-hal yang berbahaya. Tapi kalo khawatirnya udah berlebih, porsinya udah over itu membahayakan, nggak sehat. Iya, loe bisa sakit. Sakit yang tidak nampak.


Dan bab terakhir buku, Feels Like No One Can Help Me
Tulisan di bab akhir ini really mean to me~
Mencakup tema di bab-bab sebelumnya. Namun di bab ini hanya berisi afirmasi tanpa teori dan benar-benar penutup yang manis.

Over All..


Kata pengantar dari penulis yang unik bikin suasana pertama buka bukunya jadi santai. Bahasa yang digunakan juga asik dalam membangun kedekatan sama pembaca. Caranya ngedelive fakta dan teori jadi bisa dipahami dengan lebih mudah. Cara ngingetin buat balik ke Allah juga nggak terkesan ngegurui. Nggak ngehakimin, nemenin kita untuk memvalidasi perasaan-perasaan yang dirasa tapi nggak ngebiarin kita untuk berlarut dan stuck di emosi yang bikin kita diam di tempat, bahkan mundur pelan-pelan menjauh untuk jadi versi terbaik diri kita.

Fyi, buku ini penuh kejutan deh, bonusnya banyak. Loe akan menemukan QR code di akhir buku untuk mengaksesnya atau bisa juga via klik tautan.

Thank you authornim for writing this book.

Buat loe yang muslim dan lagi nggak baik-baik aja. Baca buku ini bisa jadi salah satu pilihan terbaik. Happy reading <3



Komentar