Hai, gaes!
Di kesempatan ini gue mau share beberapa insight setelah menamatkan buku karya Gita Savitri Devi berjudul A Cup of Tea Mencari untuk Menemukan.
![]() |
Cover Buku A Cup of Tea by Gitasav |
Btw, buku ini gue pinjam dari Perpustakaan Umum Jakarta Selatan lewat web perpustakaan.jakarta.go.id. Buku yang gue baca merupakan cetakan ketiga, terbit di tahun 2021. Let's check it out!
Ada banyak bab di buku ini:
๐ค Misi Pribadi
๐ค Keseimbangan
๐ค Pertanyaan
๐ Perpisahan
๐ Perbedaan
๐ Menikah
๐ Mendengarkan
๐งก Words Cut Deeper Than Knives
โค Pursuit of Happiness
โค๏ธโ๐ฉน Hijau
โค๏ธโ๐ฅ Let There Be Spaces
โฃ๏ธ To Discovers Oneself
๐ Refleksi Akhir Dekade
And these are the insight :)
di bab pertama berjudul misi pribadi menceritakan basic penulis dan pengalaman-pengalaman awal dia yang mengantarkan kita untuk paham how the way she becomes a traveler. paragraf terakhir di bab ini cukup berkesan buat gue, yaitu ngajak untuk lagi atau kembali berkata-kata baik, cause like we know ucapan adalah doa dan bisa banget jadi kenyataan. itu kayak nge-recharge gue yang bener-bener lagi jdi tim nggak optimis. but you know, being pessimistic jauh lebih melelahkan. and then, I decided to be an optimistic one ๐
next...
udah defaultnya kita tuh, sebagai makhluk sosial mau nggak mau kudu berbaur sama manusia lainnya. dengan terpaksa maupun sukarela. seintrovertnya kita, jangan ampe juga menutup diri dari kehidupan bersosial karena manfaat dan pelajaran yang bisa kita dapetin banyak banget. walaupun emang nggak semua orang wajib kita temuin ๐ฏ
ngomongin soal kesedihan karena ditinggal orang tersayang atau kekecewaan yg kita rasakan, pada akhirnya kita yang nentuin kapan mau move on dari perasaan itu. setelah melewati tahapan-tahapan pastinya kayak penyangkalan dulu, kemudian menerima kenyataan sampai mengikhlaskan. But the point is diri kita sendiri yang bisa bikin dan memutuskan kapan waktuny move on. cause other people around us cuma bisa kasih support, tapi kendali ada di diri kita ๐ณ
pernah nggak sih, loe ngerasa jengah, muak, capek sama berita-berita buruk dan kondisi yang nggak baik-baik aja yang terjadi di bumi? if yes, semua orang berarti pernah ngalamin ini. yang mau gue share adalah bahwa di tengah banyaknya hal-hal buruk dan keadaan yang nggak baik-baik aja, kita pasti masih bisa menemukan hal baik. Sesimpel orang yang kita tanya di jalan ngasih jawaban yang tepat, cuaca yang bersahabat, dan hidup di zaman yang ada internet ๐ค
next, we talk abous us. human. ciptaan Allah yang emang di-setting berbeda dan unik tiap pribadinya biar kita saling mengenal. hal yang gue enggak abis pikir, "kok masih laku ya, ujaran kebencian atas suatu etnis/suku/kaum?". but when I relize gimana realita kehidupan di sekitar, yes, it still works. di sini gue setuju sama Kagit yang bilang kebencian itu lahir karena ketidak-tahuan kita dan ketakutan yang muncul karena nelan mentah-mentah headline media bukannya kepoin lebih jauh buat nyari kebenarannya ๐ง
dalam Islam nggak ada yang namanya pacaran. jadi klo loe udah dipertemukan oleh Allah dengan orang yang bikin loe nyaman dengan kesamaan visi-misi, gass deh! di bagian Kagit ngomongin pernikahan gue setuju, kalo suami-istri tuh wajib saling jadi support system dan nggak apa-apa untuk ambil waktu juga ruang untuk diri sendiri. nggak perlu cepat-cepat nikah hanya karena pressure eksternal, karena nggak ada toko buat tukar pasangan hidup. kalo kata Ustadz Felix, mending nggak nikah daripada salah nikah. gue setuju. karena nikah tuh, ibadah seumur hidup heiii.. yakali ibadah main-main. saat mau ambil keputusan buat nikah mungkin ada yang takut kalo kenyataan-kenyataan buruk terjadi, but itu 50:50 sama kenyataan-kenyataan indah yang bisa terjadi. Jadi take the risk and try klo emng udh ada bekalnya. ini berlaku juga untuk hal-hal lain di kehidupan kita. jan sampai kekhawatiran akan hal yang belum tentu kejadian malah jadi penghalang kita melangkah ๐ฐ
pernah nggak loe curhat ke temen, eh malah jadinya dia yang banyak cerita? yep, mendengarkan untuk mengerti lawan bicara adalah skill yang harus terus diasah. langka dan apresiasi tinggi buat loe yang sudah punya. manusia emang egois, maunya didengar, maunya dapat perhatian dan pujian. tapi, kita kudu pintar baca situasi dan mengalahkan ego. karena dengan menjadi pendengar yang baik, bisa jadi kita ikut menyelamatkan hidup seseorang. mendengarkan yang memang ingin mengerti lawan bicara dan memahaminya, bukan mendengarkan untuk memberikan serangan menjatuhkan ๐ฃ
then, soal bully. lebih tepatnya cyberbully. tau nggak, satu kata yang kita keluarin itu bisa menyelamatkan atau bahkan membunuh seseorang. kata-kata emang lebih tajam dari pisau, aaauw.. that's the fact. dari bab yang bahas ini gue nyimpulin 5 hal:
1. apa yang kita lihat di medsos tentang diri seseorang itu hanya one of whole her/his life. so jangan merasa paling tahu soal dia, krn dia sendiri aja bisa jadi nggak tahu banget soal dirinya.
2. kalo bukan followers lama dari suatu akun tahan dulu deh, komen-komen anehnya.
3. kalo bukan expert di bidangnya mending diam.
4. sepenting itukah isunya sampai harus ikut ngomentarin.
5. deliver alias menyampaikan pendapat loe dengan cara yang baik, yang tepat. karena walaupun loe benar, tapi caranya salah tentu feedbacknya akan nggak sebaik yang diharapkan. dan juga remember what we say maybe just take 10 seconds, but it will stay for the listener or reader for 10 years atau sepanjang hidup dia. jadi eksekusi dengan cara terbaik. jangan lupa juga kalo semua ada hisabnya ๐ญ๐ญ ngeri banget yang ini
next chapter, ngobrolin tentang pursuit of happiness. gue setuju kalo bahagia versi tiap orang berbeda. yang jadi point di bab ini adalah tadi cara bahagia tiap orang beda, nggak semua tips itu cocok buat kita. ada yang bahagianya bisa tidur 8 jam sehari, ada yang bahagianya di weekday jadi horcaholic tapi pas weekend dia bener-bener quality time sama hidupnya, semacam itu. lagi-lagi media yang mengkonstruksi klo bahagia adalah materi, bahagia adalah segala hal duniawi. padahal enggak gaes. kudu hati-hati bener emang di dunia yang penuh tipu-tipu. jarang banget, bahkan bisa dihitung jari media yang sounding soal nggak apa-apa kita tuh, dengan segala kondisi kita, semuanya akan baik-baik aja. yang terpenting adalah mensyukuri dan mengoptimalkan segala yang kita miliki. jarang kan, ada film-film yang ngajarin soal kesabaran karena Tuhan pasti kasih balasan yang setimpal, yang ada adalah ayooo balas dendam hahaha ๐คก
the last is hijau. warna pasport warga indonesia. gue nggak tahu realita sebenarnya berdasarkan pengalaman sendiri kalo mau ke negara-negara lain susah, juga perkara visa tapi kurang lebih gitu yang gue tanggep dari bab ini. selain itu, bab ini bahas antitesa dari hal tersebut, gimana mudahnya para warga asing di indonesia buat hidup atau pelesiran. nah, loh! syedih menerima realita ini ๐ฅฐ
that's all,
thank you for reading ๐งก
Komentar
Posting Komentar