Review Novel Kami (Bukan) Fakir Asmara

 

Kami (Bukan) Fakir Asmara - J.S Khairen


Buku bersampul pink ini merupakan buku keempat dari novel seri Kami (Bukan), yang mengambil pov dosen kesayangan kita Lira Estrini, Ph.D. Kita diajak buat mengenal Lira lebih jauh karena dimulai saat dia kuliah di UDIN sebagai maknae alias mahasiswa termuda fakultas kedokteran—maklum doi selain pintar juga ikut aksel jadinya bisa gitu, ketemu Ogi cs, hingga menemukan pasangan yang bukan cuma buat diajak kondangan tapi juga membangun rumah tangga.

Kehidupan kampus Lira tidak memiliki banyak warna kayak pilihan warna crayon karena yang ada di pikiran Lira adalah belajar. belajar. belajar. Ada juga sih, scene-scene romance di masa ini, then if you think bakal kayak di ftv-ftv yg bkin iri ituuu hohoho tidak tapi tetep seru buat diikuti.

Setelah drama ketidak-pekaan Lira soal sinyal-sinyal cinta di sekitarnya dan lulus dari UDIN, Lira lanjut S2 ambil rekayasa genetika di Amerika. Sekembali dari sana, barulah petualangan Lira mencari cinta dimulai. Like we know, bukan cuma karena stigma society yang memandang usia Lira seharusnya sudah menikah dan memiliki keluarga kecil. Lira juga merasakan bahwa dia membutuhkan teman hidup.

Tapi nggak semudah membalik halaman e-book, buat nememukan teman hidup tersebut Lira harus melewati banyak bab kegagalan dalam cinta. Mulai dari pelecehan, perselingkuhan, pasangan yang suka banggain diri dan mandang rendah dia, sampai ditinggal nikah. Hingga Lira merasakan fase berujar dapat jodoh syukur, enggak yaudah. Belum lagi, selain bergulat dengan masalah pribadinya Lira juga harus struggling dengan permasalah UDEL. Mahasiswa yang hidup segan kuliah tak mau, dosen-dosen kolot yang close minded, dan UDEL terancam ditutup.

Baca ceritanya Lira, kita diajak murojaah alias flashback ke empat buku lainnya Bang Khairen, yaitu Serial Kami Bukan dan Melangkah. Kita juga bisa ngeliat gimana tumbuhnya karakter Lira. Lulusan Amerika juga bisa galau loh, milih langkah. Nggak malu loh, buat belajar dari mahasiswanya. Nggak nyerah juga untuk mengerti diri sendiri dan bergerak menjemput kebahagiaannya.

Beberapa hal unik dari novel ini yang nambah worth it buat kamu baca:
• Ada halaman berwarna hitam, yangg mana halaman ini nggak bisa difotokopi, jadi buat para pembajak hahaha selamat anda kena prank! Buat yang masih nikmatin buku bajakn, yuk udahan yuk rugi banget beneran. Nggak cuma diri loe, tapi juga orang-orang yang cari penghidupan dari industri buku.
• Ada selipan cerpen yang berbeda 180° dari cerita utama. Ceritanya fantasi tentang monster ketawa, karangannya Darwis di majalah Economicus yang nggak pernah kelar Lira baca wkwk
• Kita bisa melihat balasan interaksi Bang Khairen terdapat Bang Tere, yang waktu itu juga menjadikan namanya salah satu tokoh dalam novel.

Gue awalnya kayak yang waaa.. beneran nih ama Gerome?! Ehh taunya, kumat penyakit lama dia 😌. Di akhir cerita enggk dikasih tau siapa yg jadi misua Lira, tapi gue tebak itu Ogi.

Yap, semoga tulisan ini bermanfaat seenggaknya buat diri gue sendiri. See ya, in next blog. 🙌



Komentar