Review Novel Si Putih

Yap, Si Putih masih merupakan anggota dari serial Novel Bumi karya Bang Tere. Awalnya gue kira Si Putih ini berkisah tentang kucingnya Raib. Bukan ternyata. Statusnya belum jadi anabulnya Raib, tapi No-u. Kisahnya menarik dan gak kalah asik dari novel-novel sebelumnya. Karena latar yang dipakai terasa pas dengan situasi 2020.

Pada buku kali ini kita bertualang di Klan Polaris. Dengan cerita berpusat pada No-u dan kucingnya Si Putih. Fyi, si putih ini bukan kucing biasa. Cara si putih dan No-u bertemu juga gak biasa.

Klan Polaris berada di Konstelasi Ursa. Klan ini keren banget karena bukan hanya dihuni oleh manusia tapi juga jutaan spesies hewan dan tumbuhan. Peradaban mereka juga maju, gak kalah sama Klan Bulan. Salah satu hal yang unik dari klan ini adalah penanggalannya. Jumlah harinya ada 9, dan setiap 9 minggu bulan baru terbentuk, lalu setiap 9 bulan tahun berganti baru.

Sampai suatu hari terjadi pandemi di klan Polaris dan penduduk harus dievakuasi ke sisi lain klan yang selama ini dibiarkan—jadi Klan ini terbagi dua sisi, di mana satu sisi ditinggali dan sisi lain ditinggalkan dengan dinding pemisah. Begitu pun No-u dan keluarganya mereka bersiap menyelamatkan diri dengan menaiki benda terbang. Layar di pergelangan tangan ketiganya menunjukkan warna hijau yang berarti mereka sehat, terbebas dari virus mematikan itu. Virus tersebut sangat cepat bemutasi. 

Saat mereka terbang melewati orang-orang yang berkerumun di bawahnya, kendaraan mereka sempat oleng dan terjatuh. No-u tersungkur ke tempat sampah. Kemudian ketiganya bergegas menuju benda terbang mereka. Sesampainya di lorong evakuasi untuk berpindah ke benda terbang yang akan membawa mereka menuju 'Polaris Baru' saat ayah dan ibu sudah di dalamnya, No-u tidak bisa ikut. Karena layar di pergelangan tangannya berwarna merah yang berarti terinfeksi dan secara otomatis tidak dapat melewati detektor. Keluarga kecil itu pun terpisah. No-u ketika itu berusia 12 tahun.

No-u yang sendiri ketika siuman dari pingsannya mencari tempat berteduh. Ia melihat betapa kacau kota tempat tinggalnya. Kota E-um malam itu penuh tangisan, erangan, dan rasa sakit. Lalu Nou memasuki bangunan tua. Bukan hanya dia ternyata yang ada di sana, ada seekor kucing yang tengah terhimpit bangunan runtuh. No-u menolongnya. Kemudian pingsan. Malam itu No-u juga mengalami pertaruhan hidup dan mati seperti penduduk lainnya yang terinfeksi virus.

Keesokan paginya No-u terbangun dengan selimut menutupi tubuhnya. Dan kucing yang ia selamatkan dengan manis menunggu di sampingnya. Ia berhasil melewati masa kritisnya.

Si putih pun menjadi satu-satunya teman bagi No-u karena pemandangan yang ia dapatkan sejauh mata memandang adalah kosongnya kota tanpa penduduk, bangunan runtuh, mayat-mayat yang dievakuasi untuk dikubur massal oleh mesin. Saat melewati mall No-u dan si putih melihat ada benda terbang terparkir, mereka berdua menaikinya dan menuju tempat tinggal No-u. 

Mereka memutuskan untuk melakukan bersama mencari jalan agar No-u dapat berkumpul kembali bersama orang tuanya di sisi sebelah klan. Namun 5 tahun berakhir dengan sia-sia. Mereka akhirnya memutuskan untuk menjelajah Klan Polaris, mereka yakin pasti masih ada kehidupan lainnya. Ke arah timur menjadi rute perjalanan.

Di awal perjalanan mereka akhirnya menemukan ada rumah dengan cerobong yang mengeluarkan asap. Itu berarti ada penghuninya. Yang sebentar lagi bakal diserbu oleh ribuan banteng. Niat baik No-u mau menyelamatkan, malah diabaikan sama si tuan rumah. Karena dia udah terbiasa diserang banteng gitu. Cuma jumlahnya masih satuan. Dia bakal minggir biasanya dan nunggu sampai bantengnya pergi.

Kalau Raib cs dimentori oleh Miss Selena, petualang kita kali ini ditemani oleh Pak Tua, si tuan yang rumahnya diserang banteng. Sosok yang penting dalam cerita ini karena dia yang menyadarkan No-u bahwa dia memiliki gen khas Klan Polaris yang dapat berbicara dengan hewan dan tumbuhan. 

Ada yang bikin gereget nih soal tumbuhan, waktu No-u dkk berada di Hutan Lengang yang dihuni tanaman sulur. Ngeselin tapi lucu. Tapi tetep aja ngeselin, wkwkwk. Di sini juga kita ketemu Bibi Gill, dosen Miss Selena di matkul 'Malam dan Misterinya'. Musuh utamanya kali ini adalah Raja Gunung Timur yang ternyata memiliki masa lalu seperti No-u, korban keganasan virus. Ada juga Penunggang Phoenix dan para pengendali hewan seperti flamingo dan gorila. Serta kawan lama No-u yang sangat percaya teori konspirasi, S-ket.

Btw, gue baca versi e-booknya di google play. Loe juga bisa baca lewat sana. Atau tunggu buku fisiknya terbit bentar lagi. Mau beli sendiri atau pun pinjem, pastiin legal ya, sob. Thank you ^.^

Komentar